Selamat Datang di Blog Kami, Kejora toys "The Smart Way to Learn & Play"

Membangun & Mengembangkan Kreativitas Anak


Ingin si kecil kreatif? Tentu jawabannya pasti iya. Memberikan ragam mainan edukatif menjadi salah satu cara. Ada juga yang mendaftarkan si kecil ikut berbagai kursus hanya semata-mata agar minat, bakat, dan kreativitas berkembang optimal. Bagaimana agar bisa berjalan dengan baik? inilah triknya:
Kreativitas anak “bisa diasah” dengan memanfaatkan mainan kayu edukatif yang sudah banyak beredar dipasaran. Salah satu contohnya adalah “City Car Block”, dengan mainan kayu berupa balok balok kayu ini si anak bisa berimajinasi membuat rumah-rumahan atau istana atau bentuk bentuk yang lainnya yang lebih variatif.
Keterlibatan Orangtua
Proses kreatif merupakan wujud aktualisasi diri anak saat bereksperimen, bereksplorasi, serta menemukan berbagai alternatif dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Anak pun merasa senang dan bangga ketika wujud kreatifitasnya sesuai dengan imajinasi atau harapannya.
Nah agar potensi kreatif ini berkembang optimal, ada beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan orangtua,yaitu:
  • Berikan Kesempatan Luas
  • Mendampingi Saat Bermain
  • Jangan Terlalu Ikut Campur!
  • Jangan Emosional!
Berikan Kesempatan Luas
Berikan kesempatan kepada anak untuk selalu bereksplorasi. Sediakan fasilitas untuk mendukung aktivitas kreatifnya. Sekarang ini sudah banyak di pasaran macam dan bentuk mainan kayu edukatif dengan segudang manfaat dan fungsinya.
Mendampingi Saat Bermain
Kedekatan dan interaksi yang hangat serta komunikasi yang baik antara orangtua dan anak sangat penting dalam mengembangkan potensi kreativitasnya.
Ini berarti jangan menyuruh di kecil mengutak-atik mainannya sendirian. Sebakiknya, temani ia dengan aktif. Dukung dan dorong minat serta rasa ingin tahunya. Bimbing si kecil untuk selalu berinisiatif agar kepercayaan dirinya tumbuh. Sikap empati juga perlu saat mendampinginya berkreasi.
 Jangan Terlalu Ikut Campur!
Biarkan si kecil mengembangkan sendiri berbagai ide dalam benaknya, jangan memaksakan ide kita, harus begini dan harus begitu. Dengan demikian anak akan belajar bertanggung jawab dan mandiri. Jadi, bantu si kecil saat dia memang membutuhkan saja. Dengan catatan, bukan membantu secara penuh namun sekedar mengarahkan. Misalnya, menata balok-balokan yang di buat si kecil selalu runtuh. Ternyata susunan baloknya tidak seimbang lantaran balok yang ukurannya kecil berada di bawah, sedangkan yang besar berada di atas. Di sini kita bisa memberi masukan dan contoh, bahwa balok yang paling besar ukurannya sebaiknya ditaruh paling bawah, begitu seterusnya. Dengan begitu, terjadi keseimbangan dan menara yang dibangunnya pasti berdiri kokoh.
Jangan Emosional!
Orangtua juga perlu bersabar, tidak marah atau emosional karena kadang sikap si kecil menjengkelkan bila merasa tidak sanggup melakukan sesuatu. Ia bisa ngambek, marah bahkan ngamuk. Wajar, anak mengungkapkan kekesalannya lantaran tidak sukses membuat sesuatu.
Jika anak tampak putus asa, berilah ia motivasi. Jelaskan bahwa anak sebenarnya memiliki potensi untuk berhasil. Kalau si kecil tetap juga tidak berhasil, boleh saja orangtua menghibur kegundahan hatinya. Katakan di lain waktu pasti ia bisa menyelesaikan apa yang diinginkannya. Sekali lagi, orangtua harus berempati. Pahami perasaan si kecil, karena dengan sikap empati dapat mengembalikan rasa percaya diri si anak.